Beberapa tahun belakangan ini, banyak sekali rumor yang telah beredar di Jepang mengenai keberadaan 'Gigantic Humanoid' menyerupai manusia. Ningen atau disebut juga dengan 'Gigantic Humanoid' atau 'The Antartic Humanoids' dianggap sebagai suatu bentuk kehidupan misterius yang menghuni perairan es Antartika.
Ningen dilaporkan muncul dalam beberapa peristiwa oleh kapal penelitian yang beranggotakan parailmuwan paus. Diberikan nama Ningen yang berarti manusia dan diperkirakan berwarna putih menyeluruh, serta berukuran 20-30 meter. Para saksi mata mendeskripsikan bahwa Ningen memiliki postur tubuh seperti manusia, dengan tangan dan lima jari tangannya.
Terlihat seperti putri duyung, yang memiliki ekor atau buntutsebagai pengganti kaki. Sedangkan kepala hanya terlihat mata dan mulut saja.Dari kejauhan, para ilmuwan awalnya mengira bahwa itu adalah pihak kelautan asing. Namun pada saat dekat, nampak jelas bentuknya, dan walaupun bukan manusia, tapi makhluk itu hidup. Dengan gerakan cepat, dia kemudian menghilang di bawah air.
Keberadaan Ningen sendiri sampai saat ini masih dianggap sebagai sebuah mitos pada umumnya. Hal ini dikarenakan informasi-informasi yang berikan mengenai makhluk misterius ini bersifat rumor. Pihak jepang saat ini memasukkan Ningen ke dalam penelitian fenomena paranormal yang berhubungan dengan 'The Antartic Humanoids', dimana foto yang telah berhasil ditangkap dari Google mapmembuktikan keberadaannya.
Pemerintah Jepang masih menjaga informasi mengenai misteri makhluk raksasaNingen ini. Para saksi matapun telah diperintahkan untuk diam dan tidak membuka suara untuk mayarakat umum, meskipun pada kenyataannya beberapa saksi mata telah memberikan informasi ke publik. Seperti pada sebuah jurnal yang telah dipublikasi dari salah satu saksi mata tersebut.

kemunculan dari The Antartic "Ningen" Humanoid seringkali pada malam hari, sehingga sulit untuk difoto. Apalagi dengan warna tubuh yang seperti es, semakin menyulitkan dalam melakukan pencarian dan penelitian paling dalam. sampai saat ini, Ningensemakin sulit dibuktikan, hal ini disebabkan salah satunya adalah karena dari pihak pemerintah melarang publikasi. Mereka menganggap bahwa masalah ini masih dalam perdebatan dan para ilmuwan masih mencari keberadaannya.